Wednesday, May 2, 2007

Patroli Asam Urat dengan Tanaman Berkhasiat

MESKIPUN tampilan kelompok tumbuhan ini tidak istimewa -- bahkan tak lebih dari belukar biasa yang kerap tumbuh sembarangan -- tempuyung (sonchus arvensis), meniran (pbyllantbusniruri atau P. amarus), dan sadagori (sida rbombifolia atau sida retusa), ternyata punya "kesaktian" yang bisa diandalkan dalam menumpas kelebihan asam urat (uric acid).
Penderita kelebihan asam urat, terutama bagi orang yang berusia 40 tahun ke atas, memang ibarat terjebak dalam jerat. Rasa sakitnya yang dahsyat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Persendian utama seperti pergelangan kaki, lutut, atau pinggang, terasa bagai diulek-ulek. Dari mana timbulnya rasa sakit itu?
Penumpukan kristal
Secara medis, kelebihan kadar asam urat dalam darah akan menyebabkan pengkristalan pada persendian dan pembuluh kapiler darah. Bila sendi bergerak, kristal-kristal tersebut saling bergesekan sehingga menimbulkan rasa nyeri. Demikian juga jika kristal mengendap di pembuluh kapiler darah. Saat melakukan aktivitas, ia akan tertekan ke dinding pembuluh darah kapiler dan ujung kristal yang runcing menusuk-nusuk dindingnya.
Penumpukan kristal asam urat kronis pada persendian menyebabkan cairan getah bening yang berfungsi sebagai pelumas (lubricant) kehilangan fungsi. Alhasil, persendian tak dapat digerakkan. Ini sering terjadi pada lansia karena kelebihan asam urat yang tidak dihiraukan.
The Merc Index an Encyclopedia of Chemicals and Drugs menyatakan asam urat sebagai suatu senyawa alkaloida turunan purin (xantbine atau ksantin). Senyawa yang ditemukan pertama kali oleh Scheele pada tahun 1776 ini merupakan produk akhir dari metabolisme nitrogen pada burung dan hewan melata. Ia bisa ditemukan pada hasil ekskresi kedua jenis hewan tersebut dan pada urine hewan pemakan daging.
Menurut Mathews (1991), dalam bukunya Biochemistry, asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk hidup sebagai akibat proses metabolisme utama yaitu proses kimia dalam inti sel yang berfungsi menunjang kelangsungan hidup. Proses dimulai dari makanan berupa karbohirat, protein, dan selulosa (serat) melalui jalur proses kimia yang akan menghasilkan tenaga (energi). Bila terjadi penyimpangan dalam proses ini, terutama terjadi pada orang berusia 40 tahun ke atas atau lansia, maka asam urat akan menumpuk.
Selain yang terjadi secara alami, produksi asam urat juga dapat meningkat karena faktor dari luar, terutama dari makanan dan minuman berkarbohidrat dan berprotein tinggi yang dapat merangsang pembentukan asam urat, seperti kacang-kacangan, emping, daging (terutama jerohan), ikan, dan coklat. Minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, dan kola juga akan menyebabkan peningkatan asam urat, karena mengandung alkaloida turunan purin (ksantin). Kalau dalam darah kadar alkaloida ini cukup tinggi, maka dengan adanya enzim ksantin oksidase akan terbentuk asam urat.
Penanggulangan atau pencegahan secara medis terhadap rasa nyeri pada persendian ini belum begitu banyak dilakukan, karena tidak ada obat-obatan yang dapat mengurangi kadar asam urat yang berlebihan dalam darah. Secara medis diusahakan untuk mengurangi rasa nyerinya dengan pemberian obat analgetik (penghilang rasa sakit) atau krim analgesik (obat gosok) untuk mengurangi rasa nyeri. Kadang-kadang diberikan diuretik untuk memperbanyak keluarnya cairan dalam tubuh dengan harapan sebagian asam urat akan keluar bersama cairan tersebut. Walaupun demikian, berdasarkan penelitian telah ditemukan senyawa-senyawa kimia yang dapat menekan terjadinya asam urat dalam tubuh.
Menurut Paul Cos dari Department of Pharmaceutical Sciences, University of Antwep, Belgia, beberapa senyawa flavonoida bersifat antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim ksantin oksidase dan reaksi superoksida, sehingga pembentukan asam urat jadi terhambat atau berkurang. Berdasarkan mekanisme di atas, beberapa tumbuhan asli Indonesia, yakni tempuyung, meniran, dan sadagori, berdasarkan kandungan kimianya punya indikasi untuk mengatasi asam urat tersebut. Tumbuhan itu memiliki kandungan senyawa flavonoida cukup tinggi, aman digunakan, serta mudah diperoleh untuk pencegahan pembentukan asam urat dalam tubuh.
Mekanisme pengobatan
Tempuyung termasuk tumbuhan dari famili asteraceae (aster-asteran). Ia merupakan tumbuhan herba menahun, tegak, mengandung getah, dan berakar tunggang yang kuat. Tumbuhan ini hidup liar di Pulau Jawa, di daerah banyak hujan pada ketinggian 50-1650 m dpl. Tumbuh di tempat terbuka atau sedikit terlindung di tempat yang bertebing, di pematang, di pinggir saluran air.
Di Indonesia, daun tempuyung biasa digunakan sebagai obat penghancur batu ginjal. Kelarutan batu ginjal oleh tempuyung diduga melalui efek diuretiknya. Selain itu, tempuyung juga digunakan sebagai obat memar akibat benturan dengan cara menempelkannya pada bagian yang bengkak, menghilangkan rasa lesu, dan rasa pegal-pegal. Di Cina, sudah lama daun tempuyung digunakan sebagai obat maupun insektisida.
Kandungan kimia yang terdapat dalam daun tempuyung adalah ion-ion mineral antara lain silika, kalium, magnesium, natrium, dan senyawa organik macam flavonoida, kumarin, taraksasterol, inositol, serta asam fenolat.
Pemanfaatan tempuyung untuk pengobatan kelebihan asam urat dan batu ginjal adalah sebagai berikut: rebus 6,25 gram daun tempuyung; 6,25 gram akar tempuyung; seiris jahe; 0,25 gram cengkeh; dan gula merah secukupnya, hingga tinggal setengahnya. Saringlah. Bila disimpan dalam lemari pendingin dengan tambahan pengawet/Na Benzoat sebanyak 0,50 g, obat alami ini bisa tahan selama 6 bulan. Bagi penderita kelebihan asam urat dan batu ginjal, minumlah pagi dan malam hari masing-masing 20 cc. Untuk pencegahan, cukup sekali sehari.
Meniran merupakan terna semusim yang tumbuh liar di hutan, ladang, semak-semak, sepanjang jalan, pinggir sungai, pinggiran pantai, tanah berumput, gembur maupun bebatuan pada dataran rendah sampai pada ketinggian 1.000 m dpl.
Meniran dilaporkan mengandung senyawa-senyawa kimia golongan lignan, antara lain filantin, bipofilantin, niranin, nirtetralin, dan fitetralin. Karena meniran memiliki kandungan utama senyawa golongan flavonoida dan glikosida flavonoida, maka tanaman ini bisa menghambat overproduktivitas enzim ksantin oksidase dan superoksidase.
Mekanisme pengobatan dengan daun meniran, baik untuk pengobatan atau mengurangi kelebihan asam urat dan batu ginjal adalah sebagai berikut. Sediakan meniran (daun, tangkai, akar) sebanyak 2,50 g; jahe 25,00 g; cengkeh 0,25 g; kulit manis 0,25 g; pengawet Na, Benzoat 0,50 g, dan gula merah secukupnya. Cara pembuatan dan aturan pakai sama dengan pembuatan obat dari tempuyung. Namun, obat kelebihan asam urat berbahan meniran ini terlarang bagi penderita kegagalan fungsi ginjal yang akut. Juga sebaiknya tidak dikonsumsi untuk jangka waktu lama karena dapat mengakibatkan kerusakan ginjal, impotensi, dan bisa menggugurkan kandungan pada wanita hamil (aborfacieni).
Bagaimana dengan khasiat sadagori?
Pada awalnya tanaman ini dipercaya masyarakat Hindu mampu mengusir rematik. Akan tetapi, sebuah penelitian yang lebih intensif ternyata berhasil membuktikan bahwa tanaman ini pun "terampil" menumpas asam urat, karena kesanggupan kandungan alkaloida-nya -- yang bernama rhombifolina -- dalam menghambat produksi ksantin oksidase.Umumnya, zat ini terkonsentrasi dalam helaian daun sadagori. Namun, tak tertutup kemungkinan ada juga di bagian lain, seperti batang dan akar. Kandungan polifenol dan flavonoid pada akar bersifat diuretik. Asam urat akan luruh dan terbuang bersama urine. Selain itu, sadagori juga mengandung efedrin yang bisa melegakan napas. Itulah sebabnya sadagori juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati asma. Untuk menetralkan asam urat, cabut 5 batang tanaman. Potong bagian atas sehingga yang tersisa tinggal akarnya. Setelah dicuci bersih, rebus dalam 2 gelas air minum. Simpan ramuan ini selama semalam dalam gelas tertutup, lalu keesokan paginya diminum. Akar yang telah direbus tak bisa dipakai lagi.

No comments: